infokumpulantip.blogspot.com - Jelang PILPRES 2014 semakin banyak saja manuver polotik yang dilancarkan oleh mereka-mereka yang akan tampil di ajang tersebut, atau mereka-meraka yang berkepentingan dengan PILPRES tersebut. Semua cara politikus lakukan dengan meningkatkan efektabilitas mereka dan meningkatkan pamor serta populeritas mereka di mata publik sambil melakukan pencitraan baik agar tidak di cap buruk. Salah satu cara yang mungkin sebentar lagi akan dilakukan adalah dengan membuka akun jejaring media sosial Twitter, ini yang nampaknya akan ditempus oleh SBY selaku presiden RI dan ketua umum partai demokrat.
Keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memiliki akun twitter merupakan wujud dari keinginannya menjadi warga biasa yang terlibat dalam dialog secara bebas dan setara, kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa.
"Ini juga bagian dari pengejawantahan dirinya sebagai seorang demokrat yang terlibat dalam memperkuat `citizenship` atau kewarganegaraan," katanya di Jakarta, Jumat.
Dalam waktu dekat Presiden Yudhoyono meluncurkan akun twitternya untuk lebih dekat dan berinteraksi secara lebih intensif dengan publik.
Menurut Daniel, Presiden Yudhoyono sudah bertekad untuk menjadi bagian dari "netcitizen" guna memperdalam demokrasi dan memberi makna yang lebih sejati untuk membangun kepercayaan dan kerja sama di antara warga Indonesia, bahkan warga dunia.
"Niat ini juga sejalan dengan kehendaknya untuk memperluas jangkauan komunikasi publiknya dalam sisa masa pemerintahannya," katanya.
Pendekatan itu, kata Daniel, juga agar Presiden Yudhoyono dapat meningkatkan efektivitas kepemimpinan politiknya dalam menavigasi pemerintahannya.
"Saya percaya, keputusan para pemimpin dunia untuk masuk ke dunia itu didasari oleh keyakinan akan makin pentingnya media sosial sebagai ruang publik yang juga memiliki sifat strategis dalam pembentukan opini politik," katanya.
Ia mengatakan bahwa Presiden Yudhoyono bukan pemimpin pertama yang memiliki akun twitter.
Mengingat kehidupan sosial dan politik sudah sangat berubah karena teknologi informasi, katanya, para pemimpin harus menyesuaikan diri agar mereka tetap dapat membuat koneksi dengan kenyataan sehari-hari.
Ia mengemukakan diskoneksi dengan realitas adalah mimpi buruk yang hendak dicegah oleh Presiden Yudhoyono.
"Menerima kritik tajam dari `followers` adalah bagian dari upaya memelihara koneksi itu. Presiden menerima semua konsekuensi itu, termasuk yang terburuk dari semuanya, yaitu ia harus melayani ocehan dan celotehan, dari yang lucu tetapi kurang relevan hingga sinisme yang ekstrem," katanya.
0 comments
Post a Comment